Vision, Empathy, dan Focalization
Dalam mengkaji/menganalisis sebuah teks, perspektifisasi
produsen teks akan telihat dari teks yang dibuatnya. Perspektifisasi yang
dibangun produsen teks tersebut, jika diteliti dapat dibangun melalui tiga
pendekatan yakni, vision, empathy, dan focalization. (1)Vision.
Dalam memproduksi teks, produsen teks akan menghadirkan sebuah teks yang sejalan
dengan sudut pandang ideologisnya. Dalam teks buatannya juga ia akan mengahadirkan
ide pokok/ gagasan utama yang sejalan dengan pikirannya. (2) Empathy. Dalam bentuk teks yang dibuat
seorang produsen teks, juga akan terlihat sejauh mana tingkat pengetahuan
produsen teks terhadap informasi yang disampaikannya. Jika produsen teks
menyajikan sebuah teks dengan informasi yang jelas dengan data yang banyak,
maka pengetahuannya tentang teks tersebut juga banyak. (3) Focalization. Melalui sebuah teks, tingkat keterlibatan seorang
perodusen teks juga akan telihat. Dari teks tersebut, pembaca atau pendengar
dapat menilai apakah informasi yang disampaikan berasal dari sumber langsung
maupun tidak langsung.
Dengan ketiga pendekatan (vision, empathy, dan focalization) itu, kita dapat
menganalisis teks-teks berikut;
(1) Budi menceraikan Wati hanya karena ingin
menikahi teman kerjanya. Semua laki-laki memang brengsek!;
(2) Hanya karena ingin menikah dengan teman
kerjanya, Lelaki yang berasal dari Jakarta itu, katanya bernama Budi, menceraikan istrinya. Akhirnya kami
bercerai;
(3) Laki-laki brengsek itu lebih suka
menceraikan aku daripada harus beristri dua. Padahal, tidak ada masalah bagiku
dengan poligami.
Pada teks (1), dapat kita lihat sudut pandang produsen
teks adalah sudut pandang perempuan, hal ini terlihat melalui kata-kata semua laki-laki memang brengsek!, sehingga teks tersebut terkesan memihak
pihak istri. Tingkat pengetahuan produsen teks juga cukup banyak, hal ini terlihat pada teks
tersebut disebutkan nama Budi dan Wati, hanya tidak disebutkan nama teman kerjanya. Tingkat keterlibatannya
tidak secara langsung terlibat, namun karena ia tahu banyak informasi,
kemungkinan ia mengetahuinya dari sumber yang tahu banyak atau juga tahu secara
langsung
Pada teks (2), sudut pandang yang dibangun adalah
dari pihak yang tidak berpihak pada Budi maupun Wati, pengetahuannya terhadap
teks yang disajikan juga kebenarannya kurang dapat dipertanggungjawabkan,
terlihat dari kalimat katanya bernama
Budi, produsen teks juga tidak tahu siapa nama istri Budi. Dari tingkat
keterlibatannya, produsen teks tidak mendapatkan informasi secara langsung,
dengan kata lain ia mendapatkan informasi itu dari orang lain yang terlebih
dahulu mengetahuinya.
Pada teks (3), terlihat jelas bahwa teks tersebut
dibuat dari pihak terlibat, sehingga yang sudut pandang yang dibangun adalah
sudut pandang orang pertama, terlihat dari kata-kata menceraikan aku. Karena dibangun oleh pihak yang terlibat, dalam
hal ini istri yang diceraikan, maka ia tahu persis apa yang dirasakannya, namun
kata laki-laki itu bukan dianggap ia
tidak mempunyai informasi lebih tentang lelaki yang diceraikannya melainkan ia
pasti ada faktor internal yang mempengaruhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar