Corat-coret

Kamis, 27 Maret 2014

Bintang Kehidupan

Tidak perlu kusebutkan namanya, kunamai dia Bintang. Dia seorang anak laki-laki berusia 8 tahun. Tubuhnya tidak tinggi seperti teman-teman sebayanya, badannya juga kurus seperti tidak terurus, pakaiannya lusuh, agak pudar, seperti baju yang sudah lama sekali, atau bahkan seperti baju bekas. Ada hal lain yang berbeda ketika aku bertemu dengannya dalam sebuah lingkungan belajar. Saat itu kuberikan murid-muridku tugas menulis beberapa kata dalam bahasa arab beserta artinya. Tidak banyak, hanya 5 kata. Saat yang lain menulis, ia masih saja sibuk mencari-cari pinjaman pensil. Agak lama dia mencari pinjaman, kuperhatikan dia tidak juga mendapatkan pinjaman. Kupinjamkan dia pulpen yang kupakai untuk menilai. Kira-kira 30 menit aku menunggu, hampir semua muridku telah mengumpulkan tulisannya. Hanya ada satu murid yang belum juga mengumpulkan, ya dia adalah Bintang. Karena penasaran, kuperhatikan apa yang dia tulis, mengapa begitu lama menulis 5 kosa kata. Terkejut aku melihatnya, dia menulis kata dalam bahasa arab dari arah yang tidak semestinya, kalau orang-orang menulis dari depan ke belakang Bintang menulis dari belakang ke depan, tulisannya pun seperti anak TK yang baru belajar menulis. Tidak langsung kutegur apa yang dilakukannya. Kutunggu dengan sabar sampai ia selesai menulis, teman-teman yang lain dibuat kesal karena mereka juga harus menunggu Bintang selesai menulis. Dan selesailah dia 30 menit selanjutnya. Pelajaran selesai, murid-muridku kembali ke rumahnya masing-masing, lalu kunilai tiap tulisan yang tadi dibuat.Masih penasaran apa yang terjadi pada Bintang, apakah dia tidak pernah belajar menulis sebelumnya?. Penasaran dengan jawaban atas pertanyaanku, aku tanyakan pada guru lainnya di kelompok belajar itu, maklum saja aku baru ikut bergabung dengan kelompok belajar ini. Setelah kutanya, ternyata Bintang adalah anak dari seorang ibu yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ayahnya telah lama meninggal ketika Bintang belum sekolah. Dulu, semasa hidupnyapun ayahnya hanya bekerja sebagai tukang becak. Orang tuanya tidak pernah punya waktu mengajarkan dia menulis, untuk membeli alat tulisnya pun susah. Terlebih lagi setelah ayahnya meninggal, Bintang dengan tubuh mungilnya harus membantu ibunya menjadi penjual kantong plastik di pasar untuk memberi makan adik perempuannya yang masih balita. Dia tidak punya waktu untuk belajar di rumah. Bahkan dia harus putus sekolah karena orangtuanya tidak sanggup jika terus di panggil karena buruknya nilai Bintang di sekolah, terbayang, menulis saja dia sulit. Setelah hari itu aku banyak belajar, dan mengerti, disela kehidupannya yang sulit itu dia masih semangat belajar agama, kuhargai itu, aku akan belajar lebih sabar dalam menghadapinya, belajar menjadi sabar seperti Bintang. Bahagianya, ketika melihat Bintang masih dapat tersenyum, bercanda, dan tertawa bersama teman-temannya. Tidak ada rasa minder, dan tetap bersemangat belajar. Jangan pudarkan sinarmu Bintang. Tetaplah belajar murid superku, pancarkan sinar bahagia di mata indahmu, dan jadikan orang-orang bahagia karena itu.

Senin, 24 Maret 2014

Bahagia

Sungguh bahagia jadi diriku. Bertemu dengan orang-orang yang begitu peduli. Kedua orangtuaku, Mamaku yang selalu sedia menyiapkan sarapan pagi, mendoakan aku tiap malam, memarahi aku ketika aku mulai berulah. Bapak yang selalu membantuku secara tenaga, financial, dan moral. Bisa dikatakan bapakku itu superheroku, bapak selalu meluangkan waktu untuk mengantar dan menjemputku, ketika aku harus pulang malam karena kesibukan kuliah, bapak yang juga kutahu telah lelah bekerja masih mau meluangkan waktunya untuk menjemputku. Meskipun sering bawel, kedua orang tuaku adalah orangtua terbaik di seluruh jagat raya. Aku tau tiap omelan dan cubitan yang pernah kudapat adalah untuk kebaikanku. Mereka mengajarkan aku untuk menjadi pribadi seorang dewasa yang baik, mengajarkan aku tentang kesabaran, kejujuran, pantang menyerah, percaya diri dan banyak hal lainnya yang tak mampu kuuraikan semuanya. Kedua orangtuaku, mereka adalah guruku, pahlawanku, sahabatku, bahkan hidupku sendiri. Aku hanya ketiadaan jika kau tiada... Aku ingin membuat mereka tersenyum dengan senyumku, dengan keberhasilanku, dengan wujud cintaku.

Jumat, 21 Maret 2014

Manusia

Hakikatnya manusia adalah tanah. Jika kau pandai mengelolanya maka bermanfaatlah ia. Ilmu ibarat bibit tanaman, ketika kau tanam dengan baik jadilah tanah itu semakin subur dengan pohon itu. Ketika kau berhasil menanam pohon itu dan menjadi pohon yang rindang, cobalah untuk berbagi bibit dengan tanah yang lain, agar mereka tidak menjadi kering dan gersang. Karena sesungguhnya Bumi Allah tidak lebihnya sebuah planet tanpa pohon, jika diisi dengan manusia-manusia tak berilmu. Satu pohon saja tidak cukup, karena kita perlu banyak oksigen!

Jumat, 07 Maret 2014

Song 4

HARAPANKU
#
Kau datang dengan tinta keindahan
Melukiskan pemandangan yang mendamaikan
Kau datang dengan senyum harapan
Membiaskan perasaan yang mendamaikan

Mengapa kata… Terasa hampa
Kau biarkan aku menunggu
Harus… Haruskah terus menanti
Mengharap cinta ini abadi

Back #

Walau kucoba, untuk membenci
Kau slalu ada di hatiku

Back #

Sejuta harapanku padamu…
Sekarang dan slamanya bersamamu

Song 3

TERLALU LAMA
Cinta bicaralah walau sedikit
Aku takkan menunggu terlalu lama
Cinta katakanlah perasaanmu
Aku masih menunggumu….

Jangan kau terlalu lama
Katakanlah semuanya

Reff
Cinta jika kau diam aku pun diam
Cinta bicaralah katakana bahwa kau cinta padaku
Cinta jangan kau diam terlalu lama
Cinta aku menunggumu

Jangan kau terlalu lama
Cinta tak bisa menunggu

Song 2



CINTA BUTUH WAKTU
Cinta… Tak bisakah kau menunggu
Hingga ku yakin bahwa kau yang terbaik
Untuk diriku
Cinta… ku tak tahu

Kamu… tak bisakah kau buatku
Yakini bahwa memang kau yang terbaik
Untuk hidupku
Cinta… butuh waktu

Reff
Jangan kau paksakan aku
Sabarlah kau menungguku
Yakinkan aku bahwa kau yang terbaik
Selamanya…
Sampai akhir hidup ini…

Song 1



KATA
Wahai pengembara di ladang gersang
Kemana hendak kau cari sungai yang hilang
Ku lihat di matamu masih ada harap membayang
Berbisik satu kata tentang surya menjelang petang

Biar… Biar malam tetap jadi bingkai
Ribuan kata yang tak terurai

Reff
Ini malam… Saat bulan bulan berbisik mesra
Bisik satu kata tentang kata yang tak terkata
Dalam diam… kau menyapa
Kemana hendak hati puaskan dahaga

Selasa, 04 Maret 2014

Doa Penuh Harap

Tuhan yang Maha Pengasih, terimakasih masih memberikanku kesempatan untuk berdoa. Tuhan yang Maha Pemberi, kabulkan doaku. Ampunilah dosa orang-orang yang menyayangiku tulus karena-Mu, sembuhkanlah hati orang-orang yang tersakiti, lunasilah hutang orang-orang yang berjuang untuk keluarga, pendidikan, dan agama, rapatkanlah persaudaraan orang-orang mukmin, jauhkanlah keluarga, dan saudaraku sesama muslim dari kesusahan dan luluskanlah dalam setiap ujian-Mu, dan berkahilah mereka yang senantiasa mendoakanku dengan kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat, amiin Yaa Robbal 'Alamiin