Corat-coret

Rabu, 24 September 2014

Amora 3 (kangen)

Kemarin dapat kejutan dari sahabat-sahabatku tersayang, dan dapat kejutan lagi dari Amoraku. Kukira dia tidak mau menemuiku, padahal sudah hampir tiga bulan aku tidak pergi ke luar selain untuk mengajar. Hem... Amoraku, maaf ya kalo aku sering buat kamu kecewa, sering ngambek gak jelas, padahal aku hanya ingin menarik perhatianmu sayang. Makasih ya, selalu ada buatku, menyempatkan waktu untuk menemuiku.

Selasa, 23 September 2014

Amora 2 (kado terindah)

Tanggal 21 September, Minggu kemarin hari ulang tahun yang paling berkesan buatku. Ini tahun pertama aku melewati pertambahan usiaku bersama Amora, orang yang kusayang. Pada malam tanggal 21, tepatnya pukul 00.00 aku mendapatkan puisi terindah yang dibacakan langsung oleh Amora. Kejutan tidak berhenti sampai di sana saja, Amora yang sebelum meminta maaf karena tidak bisa hadir menemuiku, mengejutkanku dengan hadir membawa sebuah hadiah untukku. Benar-benar seperti mimpi, tak berhenti aku memandanginya  berharap hari itu ia benar-benar datang. Benar-benar bukan mimpi ternyata. Aku buka hadiah yang ia berikan, kubaca sepucuk surat yang ada di dalam kado berwarna merah muda itu.
Terimakasih cinta, terimakasih selalu hadir dan membuatku bahagia. I love you.


Amora 1



22 tahun usiaku, tepat tanggal 21 September tahun ini. Usia dewasa kalau orang bilang. Ya, lengkap rasanya diusiaku kini. Berada diantara orang-orang yang penuh dengan cinta, kedua orang tuaku, adik, kakak yang menyayangiku. Ditambah lagi kini aku telah menjadi seorang pengajar di beberapa sekolah. Sudah punya banyak anak, meskipun belum menikah. Hehe. Sebenarnya, cerita yang kubuat ini bukan sekadar untuk diketahui banyak orang, aku ingin berbagi pengalaman bersama orang yang paling membuat kesan dalam hidupku belakangan ini. Mungkin saja ada manfaat yang dapat diambil dari kisahku ini
Sebut saja ia Amora. Seorang laki-laki yang usianya satu tahun di atasku. Kami bertemu sepuluh bulan lalu, di sebuah acara pelatihan public speaking. Dua hari kami mengikuti pelatihan di sana. Hari pertama ketika sedang istirahat, ia menyapaku, dan singkat ia menceritakan tentang dirinya, kami kuliah dikampus yang berbeda. Satu yang kuingat setelah perbincangan awal kami, ia anak Bima NTB. Petemuan pertama, tak ada hal yang begitu menarik perhatianku.
Hari kedua, ketika sedang istirahat makan siang dia meminta nomor HPku. Ia bilang, mungkin kalau kampusnya mengadakan acara ia bisa mengundangku. Tapi tidak disangka, dari sana awal kedekatan kami hingga sekarang. Mulai dari sapa-menyapa, sekadar tanya kabar, hingga sekarang kami telah memiliki panggilan sayang masing-masing. Kedekatan kami juga bertahap, berawal dari sekadar kenalan, menjadi teman, sahabat, sekarang ia menjadi bagian yang tak dapat lepas dari perjalanan hidupku, seorang yang sangat berarti buatku. Semua terjadi seperti mimpi singkat, dan ketika terbangun dari mimpi, aku benar-benar bangun dalam keadaan sangat bahagia, ternyata mimpi ini nyata. Tuhan menghadirkan ia untukku, dan semoga saja menjadi yang terakhir menjadi pendamping hidupku

Sabtu, 06 September 2014

Sabar itu Indah



Assalamu’alaikum Wr.Wb
"Bismillaahirrohmaanirrohim. Alhamdulillaahil Ladzii Akhrojan Naasa Minadh Dhulumaati Ilan Nuuri, Wash Sholaatu Was Salaamu'alaasayyidinaa Muhammadanis Saa-Iqi Ilan Najaati Minal Juuri, Wa'alaa Aalihi Wa-Ash-Haabihi Aj-Ma'iina."
Artinya: 
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah mengeluarkan orang-orang mukmin dari kegelapan (kufur) kepada nur iman yang menerangi hatinya dalam kegelapan hidup yang penuh dengan godaan dan guncangan yang dapat membahayakan dunia akhirat. Semoga keselamatan dan kesejahteraan dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menyampaikan risalah-Nya dan membawa manusia kejalan kesempurnaan hidup lahir batin, dunia akhirat, juga bagi keseluruh keluarga, sahabat serta pengikutnya sampai hari kiamat." 
Pertama-tama saya ucapkan yang terhormat kepada tuan rumah Bapak/Ibu ….. yang telah menyediakan tempat untuk kita sama-sama menuntut ilmu di sini, semoga Bapak/Ibu ..... beserta keluarga selalu diberikan kemudahan dalam mendapatkan rezeki yang halal, ketenangan hati, kesehatan, dan senantiasa diberikan keberkahan hidup dari Allah SWT.
Selanjutnya, saya ucapkan terimakasih atas kehadiran Ibu/Bapak  dalam majlis ilmu ini, semoga tiap niat mulia dan tiap langkah Ibu/Bapak  semua menuju ke majlis ini menjadi doa yang menghantarkan Ibu/Bapak  semua menuju syurga Allah SWT.
Ibu/Bapak  yang dirahmati oleh Allah SWT, sebuah pepatah Arab berkata “Man Shabara Dzafira”, barang siapa bersabar maka beruntunglah ia. Sebuah pepatah yang mudah terucap, indah terdengar, tapi butuh kekuatan besar untuk mewujudkannya.
Ibu/Bapak, begitu pelik hidup yang kita jalankan. Begitu banyak hal-hal indah kita lewatkan, namun juga tidak sedikit masalah hidup yang hampir membuat kita putus asa dan pasrah atas keadaan. Tapi Bu/Pak, kalau saja kita tau betapa mulianya bersabar, mungkin sedikit-banyak dapat membuat kita belajar untuk mengamalkannya.
Dalam surat Hud ayat 10-11, Allah berfirman:
10. dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga,
11. kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
Dan Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Dalam dua kutipan firman Allah SWT yang telah dibacakan tadi, dapat kita ambil ibrah (pelajaran) bahwa sesungguhnya Allah menjanjikan kepada orang-orang yang bersabar sebuah berita gembira, dan pahala yang besar.
Ibu/Bapak , sering kali kita lupa, ketika kita diberikan cobaan yang berat, seolah-olah tak ada lagi yang dapat kita perbuat, orang-orang yang tidak salah jadi kena marah, pikiran buntu, hati kaku, bahkan ingin hati hidup diakhiri. Padahal Bu/Pak, berapa ratus kali cobaan datang menghampiri kita, tapi berapa ratus kali juga kita mampu melewatinya. Apakah Allah membiarkan kita melewati cobaan tanpa penyelesaian?
 Nah, ketika kita ditimpa cobaan yang berat, coba review kembali bukankah kita pernah melewati ujian yang lebih berat dari ini, atau coba lihat, betapa kita beruntung dengan kadar ujian yang kita terima saat ini, sedangkan orang lain masih ada yang diberikan ujian lebih berat dari kita. Entah ujian yang datang dari keluarga, tetangga, atau sanak saudara, atau bahkan dari diri kita sendiri.
Dalam hadist Rosulullah SAW bersabda:
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).
Dan dalam hadits lain ditambahkan:
Anas R.A berkata: Saya telah mendengar Rasulullah S.A.W berasabda: Allah SWT telah berfirman: Apabila Saya menguji seorang hamba-Ku dengan buta kedua matanya, kemudian ia sabar, maka Saya akan menggantikannya dengan surga.
(H.R. Bukhari)
Dalam hadist tadi dapat kita ambil beberapa poin penting untuk kita ingat bu/pak, Pertama, besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian yang kita terima. Jadi, jangan kita merasa rugi atas beratnya ujian yang kita terima, artinya berat juga timbangan pahala yang akan kita peroleh.
Kedua, jika Allah memberikan ujian maka Allah tengah menyenangi suatu kaum yang diuji-Nya. Bu, harus kita bedakan antara ujian dan adzab Allah, ujian diberikan kepada hamba-Nya agar hamba-Nya semakin taqwa kepada Allah SWT, orang-orang yang dirikan ujian, ketika melewatinya maka ada hal baik yang akan diterimanya, sedangkan adzab adalah musibah yang Allah turunkan kepada hamba-Nya yang ingkar pada-Nya, dan tidak ada lagi kesempatan untuknya memperbaiki kesalahannya.
Poin ketiga adalah orang-orang yang bersabar akan ada manfaat yang akan diterimanya dan Allah menjanjikannya balasan surga, sedangkan yang murka atas ujian yang diberikan Allah maka murka Allah akan datang padanya. Na’udzubillahi mindzalik…
Nah, Ibu/Bapak. Ketika kita mendapatkan ujian, mana akan kita pilih? Bersabar dan mendapatkan kenikmatan sesudahnya, atau murka pada ujian-Nya lalu mendapat murka dari Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawaf, hanya Allah yang Maha Tau, hanya Allah yang Maha Benar, dan hanya Allah yang Maha Kuasa. Sampai di sini  saja ta’lim kita hari ini. Saya hanya hamba Allah yang penuh dengan kekhilafan, ingatkan saya jika saya ada kekeliruan, karena disini kita sama-sama belajar ya Pak/Bu, billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.