CINDERLELA DALAM
CERITA
Part I
Seorang
perempuan datang ke sebuah toko buku bekas. Wanita itu mencari-cari buku yang
belum pernah ia baca. Setelah lama mencari, wanita itu menemukan sebuah buku
usang yang berbeda dari biasanya.
Wanita :
Buku yang aneh! (menatap heran). Kenapa buku ini tidak ada judul dan isinya
ya?.
Ketika membuka
lembar-demi lembar buku itu… Slupp wanita itu masuk kedalam buku usang itu.
Part II
Muncul-lah
wanita itu di dunia yang berbeda, sebuah dunia yang kosong tanpa apa-apa. Saat
terheran-heran dengan dunia yang baru dilihatnya, wanita itu dikagetkan dengan
datangnya sesosok laki-laki dengan penampilan seperti penyihir.
Penyihir Oscar : Hahaha… Selamat datang di dunia tanpa
cerita! (dengan nada sedikit meledek).
Wanita :
Ka…kamu siapa? (terheran dan bingung)
Penyihir Oscar : Aku penyihir Oscar. Selamat kamu
telah terpilih oleh gerbang buku untuk menjadi tokoh utama dalam cerita ini.
Wanita : Tokoh utama? Maksudmu?
Penyihir Oscar : Ya… Dunia ini tak akan ada cerita
tanpa tokoh utama. Dan kamu adalah orang yang terpilih untuk memegang perannya,
siap atau tidak, kamu tidak akan kembali ke dunia asalmu jika cerita ini belum
selesai.
Wanita : Lalu… apa yang harus aku lakukan?
Penyihir Oscar : Hem… (berpikir). Kira-kira cerita
apa ya yang cocok untukmu? Putri salju? (bertanya pada dirinya sendiri), tidak…
tidak… itu membutuhkan banyak waktu! Karena pemeran wanita harus tertidur cukup
lama. Tudung merah? Terlalu berbahaya. Kalau… Cinderlela? Ya… kupikir itu cocok
untukmu. (berpikir dan memutuskan sendiri). Baiklah, kau tau cerita Cinderlela?
Wanita : Cinderella maksudmu?
Penyihir Oscar : Ya… untukmu Cinderlela saja.
Lakukan cerita seperti itu.
Wanita : Maksudmu aku harus menjadi seorang
putri cantik yang ditinggal oleh ayahnya lalu tinggal dan disiksa oleh kakak
dan ibu tirinya begitu?
Penyihir Oscar : Kiri-kira begitu. (nada datar)
Tiba-tiba datang
seorang laki-laki berpakaian layaknya pengembara. Dengan pedang di pinggang
kirinya dan beberapa aksesoris lainnya. Laki-laki itu datang dan menyapa
Cinderlela.
Pangeran Jacob : Wahai wanita yang rupawan, engkaulah
yang selama ini kucari, maukah kau pergi bersamaku?
Cinderlela : (Diam sejenak karena heran) Si..siapa
kamu?
Cepat-cepat
Penyihir Oscar menarik tangan Cinderlela lalu menghilang.
Pangeran Jacob : Siapa wanita tadi? Begitu cepat
menghilang seperti hantu saja.
Ditempat lainnya
Penyihir Oscar : Hai Cinderlela! (dengan nada
sedikit kesal). Bagaimana kamu ini, dalam cerita Cinderlela, kau dan pangeran
itu bertemu di akhir cerita, belum saatnya kau bertemu. Kau ini sebagai tokoh
utama, tidak boleh seenaknya mengubah cerita. Kau harus menurut saja dengan
cerita yang ada. Anggaplah aku sutradaramu yang mengatur semua jalan
cerita ini!.
Cinderlela : Apa-apaan ini! (kesal). Aku sama sekali
tidak tahu siapa dia, dan kenapa dia datang. Seenaknya saja kau memarahiku.
Penyihir Oscar : Heh…(bernafas dalam). Baiklah, mulai
sekarang kau jalani saja kehidupanmu sebagai Cinderlela.
Part III
Cerita Cinderlela
dimulai. Seperti dalam cerita dongeng klasik, Cinderlela adalah putri tunggal
seorang saudagar kaya. Ibunya meninggal sejak ia masih kecil. Ia hanya tinggal
bersama ayah kandungnya dan mereka tetap hidup bahagia. Namun, semua berubah
ketika ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki dua
putri. Naas, ayahnya tewas ketika tengah berlayar. Kini, kehidupan Cinderlela
berubah menjadi begitu suram, harta peninggalan ayahnya dikuasai oleh ibu dan
saudara tirinya. Ia diperlakukan seperti budak suruhan.
Saudara tiri I : Lela… Aduh… mana ini si Lela! Bajuku yang kotor
ini kok belum di cuci! (menggerutu sembari berjalan-jalan mencari cinderlela)
Cinderlela : Saya di sini kak!
Saudara tiri I : Ya ampun… Lela! Ini kenapa bajuku belum dicuci
sih. Kamu itu kerjanya malas-malasan saja ya! Aku adukan sama mami. Mami… mami…
(berteriak memanggil)
Ibu tiri : (datang dengan terburu-buru) Ada
apa sayang? Aduh… pasti Lela buat masalah lagi ya? Heh apa lagi yang kamu
perbuat sama anak saya Lela? (sambil menjenggut rambut Lela)
Saudara tiri I : Iya tuh mami.. bajuku belum dicuci sama
Lela! Jorok banget kan… Bajuku itu kan harus cepat dicuci biar gak bau kaya
baju si Lela.
Saudara tiri II : Lela… kamu taruh dimana sih perhiasan emasku?
Pasti kamu ambil kan? (mendorong sambil memaksa)
Cinderlela :
Tidak kak..
Saudara tiri II : Udah… kamu ngaku aja!
Ibu tiri : Heh Lela! Mulai sekarang kau
jangan panggil saya mama, kamu panggil saya nyonya! Dan satu lagi kau manggil
anak-anakku dengan sebutan nona! Kau ingat itu! Sudah cepat pergi cuci
baju-baju kami! Nanti malam pangeran akan mengadakan pesta dansa, kami harus
tampil maksimal.
Di sungai,
Cinderlela mencuci baju ibu dan saudara tirinya. Namun, tidak disangka ia
bertemu kembali dengan pangeran Jacob.
Pangeran Jacob : Hai putri… boleh kukenal namamu?
(Menjulurkan tangannya)
Cinderlela : (Sedikit kaget) Bo…boleh, namaku…
Cinderlela, orang-orang biasa memanggilku Lela. (menyambut tangan Jacob lalu
cepat-cepat melepasnya). Kamu siapa?
Pangeran Jacob : Aku Jacob, ayah dan ibuku
memanggilku Jaka.
Cinderlela : Ku dengar akan ada pesta dansa di
kerajaan.
Pangeran Jacob : Ya, memang begitu. Tapi aku tidak
mau ikut.
Cinderlela :
Kenapa tidak mau ikut?
Pangeran Jacob : Pesta dansa itu diadakan untuk
mencarikanku calon istri. Aku tidak mau. Kecuali…
Cinderlela : Kecuali apa?
Pangeran Jacob : Kecuali kau mau ikut. Maka selesailah
masalahku. Kau mau ikut?
Cinderlela : Ehm… Aku tidak bisa ikut.
Pangeran Jacob : Aku akan menunggumu.
Cinderlela : Jangan tunggu aku (sambil cepat-cepat
membereskan pakaian yang dicucinya, ia tinggalkan pangeran pergi)
Di ruang
keluarga
Ibu tiri : Lela, sudah kamu cuci semua baju
kami?
Cinderlela : Sudah Ma… ehm maksudku Nyonya.
Ibu tiri : bagus kalau begitu.
Saudara tiri I :
Oh ya, jangan lupa kau siapkan baju terbaik kami untuk pergi ke pesta dansa
nanti malam ya.
Cinderlela : Ya, Nona (menunduk)
Saudara tiri II
: Dan satu lagi… persiapkan perhiasan kami yang termahal, karena kami ingin
tampil cantik malam ini.
Cinderlela : Ya, nona (mendunduk)
Ibu tiri : Kamu tetap di rumah ya Lela,
jangan sampai kamu ikut pergi ke pesta dansa malam ini. Hanya anak-anakku yang
cantik2 ini yang boleh datang ke pesta itu.
Cinderlela : Ya, Nyonya (menunduk)
Di sudut kamar
Di sebuah ruang
yang gelap, lebih pantas disebut gudang, Cinderlela mengeluh dengan takdirnya.
Cinderlela : Kenapa! Kenapa harus aku yang memainkan
peran ini. Harus disuruh ini itu lah, belum lagi pertemuanku dengan pangeran
tadi, jika penyihir tahu, pastilah aku dimarahinya lagi! (menggerutu sendiri)
Penyihir
tiba-tiba datang
Penyihir Oscar : Tentu aku tau!
Cinderlela : Oscar! Bagaimana kau bisa tahu?
Penyihir Oscar : Sudah kubilang, anggaplah aku
sutradara dalam cerita ini. Aku memang sengaja mempertemukanmu dengan pangeran
Jaka. Dengan begitu, antara kau dan pangeran akan timbul rasa cinta. Nanti
malam, kau harus datang ke pesta dansa itu. Di sanalah cerita ini akan
bertambah seru.
Tanpa menunggu
jawaban dari Cinderlela, Oscar pergi meninggalkannya.
Malam
Penyihir Oscar
mencari-cari Cinderlela yang ternyata tidak ada di kamarnya. Setelah lama
mencari, akhirnya Oscar menemukannya.
Penyihir Oscar : Ternyata kau di sini, kenapa kau
belum pergi?
Cinderlela : Aku tidak mau pergi. Lagipula aku ini bukan
putri! Mana mungkin aku bisa menjadi Cinderlela yang menemui pangeran.
Penyihir Oscar : Hei, ingat kau ini sebagai tokoh utamanya.
Jika kau tidak mengikuti jalan cerita ini dan bertindak semaumu sendiri,
hancurlah dunia dalam cerita ini.
Cinderlela : Lalu, apa masalahnya buatmu?
Penyihir Oscar : Jika cerita ini hancur, maka aku
akan tejebak pada kesunyian abadi dalam
dunia tanpa cerita.
Cinderlela : Baiklah, aku akan pergi.
Part IV
Di dalam
keriuhan pesta, Cinderlela mungkin satu-satunya perempuan yang tidak
menggunakan pakaian layak. Berjalan di antara keramaian dan keglamoran,
Cinderlela merasa tidak percaya diri. Sampai tiba-tiba ada seorang wanita yang
menabraknya dengan cukup keras hingga Cinderlela terjatuh. Dan semua yang
datang menertawakannya. Cinderlela bersedih, lalu berlari menjauh dari
keramaian. Hingga datanglah penyihir Oscar yang menyamar menjadi manusia lalu
mencoba menolong Cinderlela.
Penyihir Oscar : Mari kubantu. (menjulurkan
tangannya mengajak Cinderlela berdiri)
Cinderlela : Mengapa kau membantuku? Sudah ku bilang
aku tidak pantas menjadi putri. Cantikpun tidak.
Penyihir Oscar : Tutup matamu.
Sekejap Cinderlela
berubah menjadi cantik, dengan menggunakan gaun yang indah.
Penyihir Oscar : Buka matamu, lihatlah! Siapa
bilang kau tidak cantik? (Sambil merentangkan tangan Cinderlela)
Cinderlela : (Diam dan kagum sejenak) Jika kau
begini, kau telah membuatku bergetar, Oscar.
Penyihir Oscar : Itu tidak boleh terjadi! (Marah).
Dalam cerita manapun, Cinderlela tidak mungkin jatuh cinta dengan penyihir, dan
selamanya Cinderlela akan jatuh cinta dan menikah dengan pangeran!.
Mendengar
pernyataan Oscar, Cinderlela sedih. Hingga datanglah pangeran Jacob
menghampirinya, yang ternyata telah lama memperhatikan Oscar dan Cinderlela.
Pangeran Jacob : Kenapa kau bersedih Putri?. Aku
akan menghiburmu, dan aku mengizinkanmu tinggal di Istana sementara waktu.
Cinderlela : Terimakasih banyak pangeran Jaka.
(Sambil terisak)
Di Perpustakaan
Istana
Cinderlela
mencari-cari buku tentang tokoh utama dan penyihir yang tidak boleh jatuh
cinta, namun sekian lama mencari, tak ia dapatkan buku yang diharapkannya.
Cinderlela : Mengapa tidak ada buku yang aku cari,
cinta pada seorang penyihir atau hubungan tokoh utama dengan…
Tiba-tiba
penyihir datang
Penyihir Oscar : Untuk apa kau susah2 mencari buku tentang itu!
(kesal). Di sini akulah pemegang ceritanya, dan kau tetap harus jatuh cinta dan
menikah dengan pangeran. Kau tidak mungkin bersamaku, itu adalah hal yang
sia-sia. Jika itu terjadi, selamanya cerita ini tidak akan pernah usai.
Cinderlela : Ini tidak adil!, mengapa tidak kau ubah
saja jalan ceritanya sehingga Cinderlela hidup bahagia dengan penyihir.
Penyihir Oscar : Takdir yang membawamu harus hidup
bersama pangeran, bukan dengan penyihir. (menghilang)
Cincerlela
menangis. Tiba-tiba pangeran datang dan menenangkannya.
Pangeran Jacob : Sudahlah Putri, jangan bersedih
lagi, aku akan mengobati lukamu. Dan aku berjanji akan membahagiakanmu. Maukah
kau bertunangan denganku?
Di hari
pertunangan
Pangeran Jacob : Sebelum kulingkarkan cincin ini
adakah yang keberatan dengan pertunangan ini?
Tiba-tiba datang
penyihir Oscar.
Penyihir Oscar : Saya keberatan! (menunjuk tangannya)
Cinderlela dan
Jacob terkejut.
Pangeran Jacob : Biasanya keluarga kerajaan tidak
akan menanggapi jika hanya seorang saja yang berkeberatan, namun karena ini
adalah orang yang cukup spesial maka aku akan mengajaknya bertarung secara fair
untuk mendapatkan putri. Aku akan mengajaknya bertarung pedang.
Penyihir Oscar : Kenapa harus bertarung pedang?
Pangeran Jacob : Karena jika bertarung sihir sudah
pasti aku kalah. (sedikit tertawa)
Penyihir Oscar : Oke, baik aku terima tantanganmu.
Jacob dan Oscar
bertarung, sesaat kemudian Cinderlela menghentikan pertarungan mereka.
Cinderlela : Cukup! Dua lelaki memperebutkan satu
wanita. Ini tidak adil. Aku membuat peraturan baru. Siapapun dari kalian yang
bisa mengalahkan aku, maka dialah yang akan mendapatkanku.
Pangeran Jacob : Aku tidak mungkin melawanmu, Putri.
Penyihir Oscar : Aku bisa mengalahkanmu.
Oscar bertarung
dengan Cinderlela, lau menjatuhkan pedang ditangan Cinderlela, kemudian
mengarahkan pedang itu ke wajah Cinderlela.
Penyihir Oscar : Aku tidak akan berhenti hingga kau kalah.
Cinderlela : Baiklah aku menyerah.
Oscar
menjatuhkan pedangnya. Memegang tangan putri, lalu mereka saling bertatapan.
Penyihir Oscar : Aku tidak peduli bagaimana akhir cerita ini.
Sekarang yang terpenting bagiku adalah kamu. Dan takkan kubiarkan cerita ini
akan berakhir. Antara kau dan aku.
_Selesai_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar