Corat-coret

Selasa, 22 Oktober 2013

Naskah Drama Cinderlela dalam Cerita



CINDERLELA DALAM CERITA

Part I
Seorang perempuan datang ke sebuah toko buku bekas. Wanita itu mencari-cari buku yang belum pernah ia baca. Setelah lama mencari, wanita itu menemukan sebuah buku usang yang berbeda dari biasanya.
Wanita             : Buku yang aneh! (menatap heran). Kenapa buku ini tidak ada judul dan isinya ya?.
Ketika membuka lembar-demi lembar buku itu… Slupp wanita itu masuk kedalam buku usang itu.

Part II
Muncul-lah wanita itu di dunia yang berbeda, sebuah dunia yang kosong tanpa apa-apa. Saat terheran-heran dengan dunia yang baru dilihatnya, wanita itu dikagetkan dengan datangnya sesosok laki-laki dengan penampilan seperti penyihir.
Penyihir Oscar     : Hahaha… Selamat datang di dunia tanpa cerita! (dengan nada sedikit meledek).
Wanita             : Ka…kamu siapa? (terheran dan bingung)
Penyihir Oscar     : Aku penyihir Oscar. Selamat kamu telah terpilih oleh gerbang buku untuk menjadi tokoh utama dalam cerita ini.
Wanita             : Tokoh utama? Maksudmu?
Penyihir Oscar    : Ya… Dunia ini tak akan ada cerita tanpa tokoh utama. Dan kamu adalah orang yang terpilih untuk memegang perannya, siap atau tidak, kamu tidak akan kembali ke dunia asalmu jika cerita ini belum selesai.
Wanita             : Lalu… apa yang harus aku lakukan?
Penyihir Oscar  : Hem… (berpikir). Kira-kira cerita apa ya yang cocok untukmu? Putri salju? (bertanya pada dirinya sendiri), tidak… tidak… itu membutuhkan banyak waktu! Karena pemeran wanita harus tertidur cukup lama. Tudung merah? Terlalu berbahaya. Kalau… Cinderlela? Ya… kupikir itu cocok untukmu. (berpikir dan memutuskan sendiri). Baiklah, kau tau cerita Cinderlela?
Wanita             : Cinderella maksudmu?
Penyihir Oscar             : Ya… untukmu Cinderlela saja. Lakukan cerita seperti itu.
Wanita             : Maksudmu aku harus menjadi seorang putri cantik yang ditinggal oleh ayahnya lalu tinggal dan disiksa oleh kakak dan ibu tirinya begitu?
Penyihir Oscar : Kiri-kira begitu. (nada datar)

Tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian layaknya pengembara. Dengan pedang di pinggang kirinya dan beberapa aksesoris lainnya. Laki-laki itu datang dan menyapa Cinderlela.
Pangeran Jacob           : Wahai wanita yang rupawan, engkaulah yang selama ini kucari, maukah kau pergi bersamaku?
Cinderlela        : (Diam sejenak karena heran) Si..siapa kamu?
Cepat-cepat Penyihir Oscar menarik tangan Cinderlela lalu menghilang.
Pangeran Jacob           : Siapa wanita tadi? Begitu cepat menghilang seperti hantu saja.

Ditempat lainnya
Penyihir Oscar             : Hai Cinderlela! (dengan nada sedikit kesal). Bagaimana kamu ini, dalam cerita Cinderlela, kau dan pangeran itu bertemu di akhir cerita, belum saatnya kau bertemu. Kau ini sebagai tokoh utama, tidak boleh seenaknya mengubah cerita. Kau harus menurut saja dengan cerita yang ada. Anggaplah aku sutradaramu yang mengatur semua jalan cerita ini!.
Cinderlela        : Apa-apaan ini! (kesal). Aku sama sekali tidak tahu siapa dia, dan kenapa dia datang. Seenaknya saja kau memarahiku.
Penyihir Oscar             : Heh…(bernafas dalam). Baiklah, mulai sekarang kau jalani saja kehidupanmu sebagai Cinderlela.

Part III
Cerita Cinderlela dimulai. Seperti dalam cerita dongeng klasik, Cinderlela adalah putri tunggal seorang saudagar kaya. Ibunya meninggal sejak ia masih kecil. Ia hanya tinggal bersama ayah kandungnya dan mereka tetap hidup bahagia. Namun, semua berubah ketika ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki dua putri. Naas, ayahnya tewas ketika tengah berlayar. Kini, kehidupan Cinderlela berubah menjadi begitu suram, harta peninggalan ayahnya dikuasai oleh ibu dan saudara tirinya. Ia diperlakukan seperti budak suruhan.
Saudara tiri I   : Lela… Aduh… mana ini si Lela! Bajuku yang kotor ini kok belum di cuci! (menggerutu sembari berjalan-jalan mencari cinderlela)
Cinderlela        : Saya di sini kak!
Saudara tiri I   : Ya ampun… Lela! Ini kenapa bajuku belum dicuci sih. Kamu itu kerjanya malas-malasan saja ya! Aku adukan sama mami. Mami… mami… (berteriak memanggil)
Ibu tiri             : (datang dengan terburu-buru) Ada apa sayang? Aduh… pasti Lela buat masalah lagi ya? Heh apa lagi yang kamu perbuat sama anak saya Lela? (sambil menjenggut rambut Lela)
Saudara tiri I   : Iya tuh mami.. bajuku belum dicuci sama Lela! Jorok banget kan… Bajuku itu kan harus cepat dicuci biar gak bau kaya baju si Lela.
Saudara tiri II : Lela… kamu taruh dimana sih perhiasan emasku? Pasti kamu ambil kan? (mendorong sambil memaksa)
Cinderlela : Tidak kak..
Saudara tiri II : Udah… kamu ngaku aja!
Ibu tiri             : Heh Lela! Mulai sekarang kau jangan panggil saya mama, kamu panggil saya nyonya! Dan satu lagi kau manggil anak-anakku dengan sebutan nona! Kau ingat itu! Sudah cepat pergi cuci baju-baju kami! Nanti malam pangeran akan mengadakan pesta dansa, kami harus tampil maksimal.

Di sungai, Cinderlela mencuci baju ibu dan saudara tirinya. Namun, tidak disangka ia bertemu kembali dengan pangeran Jacob.
Pangeran Jacob           : Hai putri… boleh kukenal namamu? (Menjulurkan tangannya)
Cinderlela        : (Sedikit kaget) Bo…boleh, namaku… Cinderlela, orang-orang biasa memanggilku Lela. (menyambut tangan Jacob lalu cepat-cepat melepasnya). Kamu siapa?
Pangeran Jacob           : Aku Jacob, ayah dan ibuku memanggilku Jaka.
Cinderlela        : Ku dengar akan ada pesta dansa di kerajaan.
Pangeran Jacob           : Ya, memang begitu. Tapi aku tidak mau ikut.
Cinderlela        :  Kenapa tidak mau ikut?
Pangeran Jacob           : Pesta dansa itu diadakan untuk mencarikanku calon istri. Aku tidak mau. Kecuali…
Cinderlela        : Kecuali apa?
Pangeran Jacob           : Kecuali kau mau ikut. Maka selesailah masalahku. Kau mau ikut?
Cinderlela        : Ehm… Aku tidak bisa ikut.
Pangeran Jacob           : Aku akan menunggumu.
Cinderlela        : Jangan tunggu aku (sambil cepat-cepat membereskan pakaian yang dicucinya, ia tinggalkan pangeran pergi)

Di ruang keluarga
Ibu tiri             : Lela, sudah kamu cuci semua baju kami?
Cinderlela        : Sudah Ma… ehm maksudku Nyonya.
Ibu tiri             : bagus kalau begitu.
Saudara tiri I : Oh ya, jangan lupa kau siapkan baju terbaik kami untuk pergi ke pesta dansa nanti malam ya.
Cinderlela        : Ya, Nona (menunduk)
Saudara tiri II : Dan satu lagi… persiapkan perhiasan kami yang termahal, karena kami ingin tampil cantik malam ini.
Cinderlela        : Ya, nona (mendunduk)
Ibu tiri             : Kamu tetap di rumah ya Lela, jangan sampai kamu ikut pergi ke pesta dansa malam ini. Hanya anak-anakku yang cantik2 ini yang boleh datang ke pesta itu.
Cinderlela        : Ya, Nyonya (menunduk)

Di sudut kamar
Di sebuah ruang yang gelap, lebih pantas disebut gudang, Cinderlela mengeluh dengan takdirnya.
Cinderlela        : Kenapa! Kenapa harus aku yang memainkan peran ini. Harus disuruh ini itu lah, belum lagi pertemuanku dengan pangeran tadi, jika penyihir tahu, pastilah aku dimarahinya lagi! (menggerutu sendiri)
Penyihir tiba-tiba datang
Penyihir Oscar             : Tentu aku tau!
Cinderlela        : Oscar! Bagaimana kau bisa tahu?
Penyihir Oscar             : Sudah kubilang, anggaplah aku sutradara dalam cerita ini. Aku memang sengaja mempertemukanmu dengan pangeran Jaka. Dengan begitu, antara kau dan pangeran akan timbul rasa cinta. Nanti malam, kau harus datang ke pesta dansa itu. Di sanalah cerita ini akan bertambah seru.
Tanpa menunggu jawaban dari Cinderlela, Oscar pergi meninggalkannya.

Malam
Penyihir Oscar mencari-cari Cinderlela yang ternyata tidak ada di kamarnya. Setelah lama mencari, akhirnya Oscar menemukannya.
Penyihir Oscar             : Ternyata kau di sini, kenapa kau belum pergi?
Cinderlela        : Aku tidak mau pergi. Lagipula aku ini bukan putri! Mana mungkin aku bisa menjadi Cinderlela yang menemui pangeran.
Penyihir Oscar : Hei, ingat kau ini sebagai tokoh utamanya. Jika kau tidak mengikuti jalan cerita ini dan bertindak semaumu sendiri, hancurlah dunia dalam cerita ini.
Cinderlela        : Lalu, apa masalahnya buatmu?
Penyihir Oscar             : Jika cerita ini hancur, maka aku akan tejebak pada kesunyian  abadi dalam dunia tanpa cerita.
Cinderlela        : Baiklah, aku akan pergi.

Part IV
Di dalam keriuhan pesta, Cinderlela mungkin satu-satunya perempuan yang tidak menggunakan pakaian layak. Berjalan di antara keramaian dan keglamoran, Cinderlela merasa tidak percaya diri. Sampai tiba-tiba ada seorang wanita yang menabraknya dengan cukup keras hingga Cinderlela terjatuh. Dan semua yang datang menertawakannya. Cinderlela bersedih, lalu berlari menjauh dari keramaian. Hingga datanglah penyihir Oscar yang menyamar menjadi manusia lalu mencoba menolong Cinderlela.
Penyihir Oscar             : Mari kubantu. (menjulurkan tangannya mengajak Cinderlela berdiri)
Cinderlela        : Mengapa kau membantuku? Sudah ku bilang aku tidak pantas menjadi putri. Cantikpun tidak.
Penyihir Oscar             : Tutup matamu.
Sekejap Cinderlela berubah menjadi cantik, dengan menggunakan gaun yang indah.
Penyihir Oscar             : Buka matamu, lihatlah! Siapa bilang kau tidak cantik? (Sambil merentangkan tangan Cinderlela)
Cinderlela        : (Diam dan kagum sejenak) Jika kau begini, kau telah membuatku bergetar, Oscar.
Penyihir Oscar     : Itu tidak boleh terjadi! (Marah). Dalam cerita manapun, Cinderlela tidak mungkin jatuh cinta dengan penyihir, dan selamanya Cinderlela akan jatuh cinta dan menikah dengan pangeran!.
Mendengar pernyataan Oscar, Cinderlela sedih. Hingga datanglah pangeran Jacob menghampirinya, yang ternyata telah lama memperhatikan  Oscar dan Cinderlela.
Pangeran Jacob : Kenapa kau bersedih Putri?. Aku akan menghiburmu, dan aku mengizinkanmu tinggal di Istana sementara waktu.
Cinderlela        : Terimakasih banyak pangeran Jaka. (Sambil terisak)

Di Perpustakaan Istana
Cinderlela mencari-cari buku tentang tokoh utama dan penyihir yang tidak boleh jatuh cinta, namun sekian lama mencari, tak ia dapatkan buku yang diharapkannya.
Cinderlela        : Mengapa tidak ada buku yang aku cari, cinta pada seorang penyihir atau hubungan tokoh utama dengan…
Tiba-tiba penyihir datang
Penyihir Oscar : Untuk apa kau susah2 mencari buku tentang itu! (kesal). Di sini akulah pemegang ceritanya, dan kau tetap harus jatuh cinta dan menikah dengan pangeran. Kau tidak mungkin bersamaku, itu adalah hal yang sia-sia. Jika itu terjadi, selamanya cerita ini tidak akan pernah usai.
Cinderlela        : Ini tidak adil!, mengapa tidak kau ubah saja jalan ceritanya sehingga Cinderlela hidup bahagia dengan penyihir.
Penyihir Oscar             : Takdir yang membawamu harus hidup bersama pangeran, bukan dengan penyihir. (menghilang)
Cincerlela menangis. Tiba-tiba pangeran datang dan menenangkannya.
Pangeran Jacob           : Sudahlah Putri, jangan bersedih lagi, aku akan mengobati lukamu. Dan aku berjanji akan membahagiakanmu. Maukah kau bertunangan denganku?

Di hari pertunangan
Pangeran Jacob           : Sebelum kulingkarkan cincin ini adakah yang keberatan dengan pertunangan ini?
Tiba-tiba datang penyihir Oscar.
Penyihir Oscar : Saya keberatan! (menunjuk tangannya)
Cinderlela dan Jacob terkejut.
Pangeran Jacob           : Biasanya keluarga kerajaan tidak akan menanggapi jika hanya seorang saja yang berkeberatan, namun karena ini adalah orang yang cukup spesial maka aku akan mengajaknya bertarung secara fair untuk mendapatkan putri. Aku akan mengajaknya bertarung pedang.
Penyihir Oscar : Kenapa harus bertarung pedang?
Pangeran Jacob           : Karena jika bertarung sihir sudah pasti aku kalah. (sedikit tertawa)
Penyihir Oscar            : Oke, baik aku terima tantanganmu.
Jacob dan Oscar bertarung, sesaat kemudian Cinderlela menghentikan pertarungan mereka.
Cinderlela        : Cukup! Dua lelaki memperebutkan satu wanita. Ini tidak adil. Aku membuat peraturan baru. Siapapun dari kalian yang bisa mengalahkan aku, maka dialah yang akan mendapatkanku.
Pangeran Jacob           : Aku tidak mungkin melawanmu, Putri.
Penyihir Oscar : Aku bisa mengalahkanmu.
Oscar bertarung dengan Cinderlela, lau menjatuhkan pedang ditangan Cinderlela, kemudian mengarahkan pedang itu ke wajah Cinderlela.
Penyihir Oscar : Aku tidak akan berhenti hingga kau kalah.
Cinderlela        : Baiklah aku menyerah.
Oscar menjatuhkan pedangnya. Memegang tangan putri, lalu mereka saling bertatapan.
Penyihir Oscar : Aku tidak peduli bagaimana akhir cerita ini. Sekarang yang terpenting bagiku adalah kamu. Dan takkan kubiarkan cerita ini akan berakhir. Antara kau dan aku.

_Selesai_




Tidak ada komentar:

Posting Komentar