Assalamu’alaikum
Wr.Wb
"Bismillaahirrohmaanirrohim. Alhamdulillaahil Ladzii
Akhrojan Naasa Minadh Dhulumaati Ilan Nuuri, Wash Sholaatu Was
Salaamu'alaasayyidinaa Muhammadanis Saa-Iqi Ilan Najaati Minal Juuri, Wa'alaa
Aalihi Wa-Ash-Haabihi Aj-Ma'iina."
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
mengeluarkan orang-orang mukmin dari kegelapan (kufur) kepada nur iman yang
menerangi hatinya dalam kegelapan hidup yang penuh dengan godaan dan guncangan
yang dapat membahayakan dunia akhirat. Semoga keselamatan dan kesejahteraan
dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah
menyampaikan risalah-Nya dan membawa manusia kejalan kesempurnaan hidup lahir
batin, dunia akhirat, juga bagi keseluruh keluarga, sahabat serta pengikutnya
sampai hari kiamat."
Pertama-tama saya ucapkan yang terhormat kepada tuan rumah
Bapak/Ibu ….. yang telah menyediakan tempat untuk kita sama-sama menuntut ilmu
di sini, semoga Bapak/Ibu ..... beserta keluarga selalu diberikan kemudahan
dalam mendapatkan rezeki yang halal, ketenangan hati, kesehatan, dan senantiasa
diberikan keberkahan hidup dari Allah SWT.
Selanjutnya,
saya ucapkan terimakasih atas kehadiran Ibu/Bapak dalam majlis ilmu ini, semoga tiap niat mulia
dan tiap langkah Ibu/Bapak semua menuju
ke majlis ini menjadi doa yang menghantarkan Ibu/Bapak semua menuju syurga Allah SWT.
Ibu/Bapak
yang dirahmati oleh Allah SWT, sebuah
pepatah Arab berkata “Man Shabara Dzafira”, barang siapa bersabar maka
beruntunglah ia. Sebuah pepatah
yang mudah terucap, indah terdengar, tapi butuh kekuatan besar untuk
mewujudkannya.
Ibu/Bapak, begitu pelik hidup yang kita jalankan.
Begitu banyak hal-hal indah kita lewatkan, namun juga tidak sedikit masalah
hidup yang hampir membuat kita putus asa dan pasrah atas keadaan. Tapi
Bu/Pak, kalau saja kita tau betapa mulianya bersabar, mungkin sedikit-banyak
dapat membuat kita belajar untuk mengamalkannya.
Dalam
surat Hud ayat 10-11, Allah berfirman:
10. dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana
yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana
itu daripadaku"; Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga,
11.
kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal
saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
Dan
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155
155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Dalam
dua kutipan firman Allah SWT yang telah dibacakan tadi, dapat kita ambil ibrah
(pelajaran) bahwa sesungguhnya Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
bersabar sebuah berita gembira, dan pahala yang besar.
Ibu/Bapak
, sering kali kita lupa, ketika kita diberikan cobaan yang berat, seolah-olah
tak ada lagi yang dapat kita perbuat, orang-orang yang tidak salah jadi kena
marah, pikiran buntu, hati kaku, bahkan ingin hati hidup diakhiri. Padahal Bu/Pak,
berapa ratus kali cobaan datang menghampiri kita, tapi berapa ratus kali juga
kita mampu melewatinya. Apakah Allah membiarkan kita melewati cobaan tanpa
penyelesaian?
Nah, ketika kita ditimpa cobaan yang berat,
coba review kembali bukankah kita pernah melewati ujian yang lebih berat dari
ini, atau coba lihat, betapa kita beruntung dengan kadar ujian yang kita terima
saat ini, sedangkan orang lain masih ada yang diberikan ujian lebih berat dari
kita. Entah ujian yang datang dari keluarga, tetangga, atau sanak saudara, atau
bahkan dari diri kita sendiri.
Dalam
hadist Rosulullah SAW bersabda:
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan.
Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum, Allah menguji
mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa
murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi).
Dan dalam hadits lain ditambahkan:
Anas R.A berkata: Saya telah
mendengar Rasulullah S.A.W berasabda: Allah SWT telah berfirman: Apabila Saya
menguji seorang hamba-Ku dengan buta kedua matanya, kemudian ia sabar, maka
Saya akan menggantikannya dengan surga.
(H.R.
Bukhari)
Dalam
hadist tadi dapat kita ambil beberapa poin penting untuk kita ingat bu/pak, Pertama, besarnya pahala sesuai dengan
besarnya ujian yang kita terima. Jadi, jangan kita merasa rugi atas beratnya
ujian yang kita terima, artinya berat juga timbangan pahala yang akan kita
peroleh.
Kedua,
jika Allah memberikan ujian maka Allah tengah menyenangi suatu kaum yang
diuji-Nya. Bu, harus kita bedakan antara ujian dan adzab Allah, ujian diberikan
kepada hamba-Nya agar hamba-Nya semakin taqwa kepada Allah SWT, orang-orang
yang dirikan ujian, ketika melewatinya maka ada hal baik yang akan diterimanya,
sedangkan adzab adalah musibah yang Allah turunkan kepada hamba-Nya yang ingkar
pada-Nya, dan tidak ada lagi kesempatan untuknya memperbaiki kesalahannya.
Poin
ketiga adalah orang-orang yang
bersabar akan ada manfaat yang akan diterimanya dan Allah menjanjikannya
balasan surga, sedangkan yang murka atas ujian yang diberikan Allah maka murka
Allah akan datang padanya. Na’udzubillahi mindzalik…
Nah,
Ibu/Bapak. Ketika kita mendapatkan ujian, mana akan kita pilih? Bersabar dan
mendapatkan kenikmatan sesudahnya, atau murka pada ujian-Nya lalu mendapat
murka dari Allah SWT.
Wallahu
a’lam bish-shawaf, hanya Allah yang Maha Tau, hanya Allah yang Maha Benar, dan
hanya Allah yang Maha Kuasa. Sampai di sini
saja ta’lim kita hari ini. Saya hanya hamba Allah yang penuh dengan
kekhilafan, ingatkan saya jika saya ada kekeliruan, karena disini kita
sama-sama belajar ya Pak/Bu, billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar