22
tahun usiaku, tepat tanggal 21 September tahun ini. Usia dewasa kalau orang
bilang. Ya, lengkap rasanya diusiaku kini. Berada diantara orang-orang yang
penuh dengan cinta, kedua orang tuaku, adik, kakak yang menyayangiku. Ditambah
lagi kini aku telah menjadi seorang pengajar di beberapa sekolah. Sudah punya banyak
anak, meskipun belum menikah. Hehe. Sebenarnya, cerita yang kubuat ini bukan
sekadar untuk diketahui banyak orang, aku ingin berbagi pengalaman bersama
orang yang paling membuat kesan dalam hidupku belakangan ini. Mungkin saja ada
manfaat yang dapat diambil dari kisahku ini
Sebut
saja ia Amora. Seorang laki-laki yang usianya satu tahun di atasku. Kami bertemu
sepuluh bulan lalu, di sebuah acara pelatihan public speaking. Dua hari kami mengikuti pelatihan di sana. Hari
pertama ketika sedang istirahat, ia menyapaku, dan singkat ia menceritakan
tentang dirinya, kami kuliah dikampus yang berbeda. Satu yang kuingat setelah
perbincangan awal kami, ia anak Bima NTB. Petemuan pertama, tak ada hal yang
begitu menarik perhatianku.
Hari
kedua, ketika sedang istirahat makan siang dia meminta nomor HPku. Ia bilang,
mungkin kalau kampusnya mengadakan acara ia bisa mengundangku. Tapi tidak
disangka, dari sana awal kedekatan kami hingga sekarang. Mulai dari sapa-menyapa,
sekadar tanya kabar, hingga sekarang kami telah memiliki panggilan sayang
masing-masing. Kedekatan kami juga bertahap, berawal dari sekadar kenalan,
menjadi teman, sahabat, sekarang ia menjadi bagian yang tak dapat lepas dari perjalanan
hidupku, seorang yang sangat berarti buatku. Semua terjadi seperti mimpi
singkat, dan ketika terbangun dari mimpi, aku benar-benar bangun dalam keadaan
sangat bahagia, ternyata mimpi ini nyata. Tuhan menghadirkan ia untukku, dan
semoga saja menjadi yang terakhir menjadi pendamping hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar